Oleh: Miftahul Jannah Az Zahra
Ramadhanku tahun ini terasa berbeda. Karena aku menjalaninya di lingkungan pondok yang tentu saja sangat berbeda dengan di rumah. Selama bulan Ramadhan, Ustadz dan Ustadzah di pondok mengajari kami para santri untuk lebih mendekatkan diri kepasa Allah ta’ala. Kami diajari untuk lebih banyak berdiam diri di masjid. Tidak hanya di lingkungan pondok, kami juga beri’tikaf di luar lingkungan pondok.
Untuk memeriahkan bulan Ramadhan, di pondok kami diadakan Liga Hujroh dengan tujuan agar kami sebagai santri dapat menumbuhkan rasa sportifitas serta kerjasama tim. Yang lebih utama agar kami tidak hanya bermalas-malasan di dalam kamar, hehehe. Selain itu, di bulan Ramadhan ini buku mutabaah pun terisi dengan penuh tanda centang, Alhamdulillah.
Namun, ketika sudah kembali ke rumah untuk menikmati liburan hari raya, rasanya berbeda. Semua hal dilakukan sendiri tanpa teman-teman dan tanpa keramaian. Tidak seperti di pondok yang selalu ramai. Jika boleh jujur, lebih menyenangkan dibangunkan sahur dan tahajjud dengan teriakkan ustadzah ketimbang bangun sahur dan tahajjud di rumah.
Oh ya, aku bertekad setelah ditinggal Ramadhan, insyaAllah aku tidak akan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang selama ini aku lakukan di bulan Ramadhan. Aku akan lebih khusyuk dalam beribadah, lebih sering berdzikir dan berdo’a serta lebih bersyukur atas segala nikmat yang Allah ta’ala berikan kepadaku.